- D1CFC69F8254E8A04BABE3A7D6A06ABF | tm-rahasia jQuery(document).ready(function(){ jQuery("[href$='css_bundle.css']").remove(); });

Posted By anam on 20 February 2013 | February 20, 2013

BAB I

PENDAHULUAN


 

    Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial mengandung pengertian
bahwa manusia merupakan makhluk unik, dan merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau masyarakat. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan tingkah laku tertentu, akan terjadi peristiwa pengaruh mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Hasil dari peristiwa saling mempengaruhi tersebut maka timbulah perilaku social tertentu yang akan mewarnai pola interaksi tingkah laku setiap individu. Perilaku social individu akan ditampilkan apabila berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini individu akan
mengembangkan pola respon tertentu yang sifatnya cenderung konsisten dan stabil sehingga
dapat ditampilkan dalam situasi sosial yang berbeda-beda.
Perilaku sosial adalah perilaku yang relatif menetap yang diperlihatkan oleh individu
di dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang yang berperilakunya mencerminkan
keberhasilan dalam proses sosialisasinya dikatakan sebagai orang yang sosial, sedangkan
orang yang perilakunya tidak mencerminkan proses sosialisasi tersebut disebut non sosial.
Yang termasuk ke dalam perilaku non sosial adalah perilaku a-sosial dan anti sosial.
Seseorang yang berperilaku a-sosial tidak mengetahui apa yang yang dituntut olehkelompok sosial, sehingga berperilaku yang tidak memenuhi tuntutan sosial. Mereka akan
mengisolasi diri atau menghabiskan waktunya untuk menyendiri. Sedangkan yang berperilaku
anti sosial mereka mengetahui hal-hal yang dituntut kelompok tetapi karena sikap
permusuhannya, mereka melawan norma kelompok tersebut.
Skinner mengemukakan bahwa perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku yang alami
(innate behavior) dan perilaku operan (operat behavior).


 

Landasan Teori

    Kemarahan adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin [1]. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar [2].

    Ekspresi luar dari kemarahan dapat ditemukan dalam bentuk raut muka, bahasa tubuh, respons psikologis, dan kadang-kadang tindakan agresi publik [3]. Manusia dan hewan lain sebagai contoh dapat mengeluarkan suara keras, upaya untuk tampak lebih besar secara fisik, memamerkan gigi mereka, atau melotot [4]. Marah adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk menghentikan perilaku mengancam mereka. Kontak fisik jarang terjadi tanpa ekspresi kemarahan paling tidak oleh salah seorang partisipan [4]. Meskipun sebagian besar pelaku menjelaskan bahwa rasa marah timbul karena "apa yang telah terjadi pada mereka," ahli psikologi menunjukkan bahwa orang yang marah sangat mungkin melakukan kesalahan karena kemarahan menyebabkan kehilangan kemampuan pengendalian diri dan penilaian objektif [5].

    Para ahli psikologi modern memandang kemarahan sebagai suatu emosi primer, alami, dan matang yang dialami oleh semua manusia pada suatu waktu, dan merupakan sesuatu yang memiliki nilai fungsional untuk kelangsungan hidup. Kemarahan dapat memobilisasi kemampuan psikologis untuk tindakan korektif. Namun, kemarahan yang tak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup pribadi dan sosial [5][6].

Meskipun banyak filsuf dan penulis telah memperingatkan terhadap kemarahan yang spontan dan tak terkendali, terdapat ketidaksepakatan tentang nilai intrinsik dari kemarahan. Penanganan kemarahan telah menjadi bahan tulisan sejak para filsuf awal hingga saat ini. Ahli psikologi modern, berlawanan dengan para penulis awal, juga telah menunjukkan dampak buruk karena menekan rasa marah [7]. Penunjukan kemarahan juga telah digunakan sebagai strategi manipulasi untuk pengaruh sosial [8][9].


 

PERMASALAHAN

  1. Definisi Marah

  2.  


 


 

PEMBAHASAN


 

Perilaku yang alami adalah perilaku yang dibawa sejak lahir, yang berupa repelks dan insting, sedangkan perilaku operan adalah
perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku operan merupakan perilaku yang
dibentuk, dipelajari dan dapat dikendalikan, oleh karena itu dapat berubah melalui proses
belajar.
Perilaku sosial berkembang melalui interaksi dengan lingkungan. Lingkungan akan
turut membentuk perilaku seseorang. Lewin mengemukakan formulasi mengenai perilaku
dengan bentuk B=F (E - O) dengan pengertian B = behavior, F = function, E = environment,
dan O = organism, formulasi tersebut mengandung pengertian bahwa perilaku (behavior)
merupakan fungsi atau bergantung kepada lingkungan (environment) dan individu (organism)
yang saling berinteraksi. Berdasarkan deskripsi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang
terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan
sosial secara matang. Namun sebaliknya apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti
perlakuan yang kasar dari orang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang tidak baik, maka perilaku sosial anak cenderung menampilkan perilaku yang menyimpang. Begitu pula halnya yang terjadi pada anak tunalaras. Perilaku sosial yang ditampilkan merupakan cerminan dari perlakuan dan pembentukan lingkungan di sekitarnya. Dalam arti bahwa perilaku sosial yang ditampilkan oleh anak tunalaras dipengaruhi oleh lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lain, atau teman bermainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Bentuk perilaku dalam situasi sosial banyak yang nampak a-sosial atau bahkan anti sosial, tetapi masing-masing tetap penting bagi pengembangan proses sosialisasinya. Landasan yang diletakan pada masa kanak-kanak awal akan menetukan cara anak menyesuaikan diri dengan lingkungan teman bermainnya

    Quay dan Paterson mengemukakan enam dimensi karakteristik anak dengan gangguan perilaku yaitu:

  1. Conduct disorders (ketidakmampuan mengendalikan diri) yaitu mencari perhatian, selalu ingin diperhatikan, mengganggu orang lain, berkelahi.
  2. Socialized aggression (agresi sosial/perilaku yang dilakukan secara berkelompok) yaitu mencuri secara berkelompok, setia dengan teman yang nakal, bolos dari sekolah dengan teman-temannya, mempunyai kelompok yang "jelek", dengan bebas mengakui tidak patuh pada nilai moral dan peraturan/undang-undang.
  3. Attention problem-immaturity (masalah perhatian perilaku yang menunjukkan sikap kurang dewasa) yaitu mempunyai kemampuan perhatian pendek, tidak dapat berkonsentrasi, yaitu mudah dialihkan, mudah mengalihkan tugas, menjawab tanpa dipikirkan, lamban.
  4. Anxiety-withdrawal (perilaku yang berkaitan dengan kepribadian) yaitu kesadaran diri, pemalu, hipersensitive, perasaannya mudah sakit, sering merasa sedih, cemas, depresi.
  5. Psychotic behavior yaitu susah fokus, cara bicara yang tidak teratur, memperlihatkan tingkah laku ganjil.
  6. Motor excess yaitu gelisah, tidak bisa duduk diam, terlalu banyak bicara, tidak bias tenang.


 

Tampilan perilaku sosial pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan sosial. Begitupula halnya dengan anak tunalaras yang mengalami gangguan emosi dan sosial. Anak kurang dapat mengendalikan emosinya dengan baik sehingga sering kali terjadi peledakan emosi, ketidakstabilan emosi tersebut akan menimbulkan penyimpangan tingkah laku yang menjurus pada tingkah laku yang tidak sosial yang dapat mengakibatkan anak tunalaras tidak dapat melalukan interaksi sosial yang baik dengan lingkungannya.


 


 

Karakteristik perilaku sosial yang ditampilkan ditelaah dari aspek:

  • Aspek emosi

    Keadaan emosi yang ditampilkan oleh anak tunalaras dapat dikatakan belum stabil karena kelainan emosi yang dialaminya, kelainan emosi ini diduga karena adanya pengaruh dari latar belakang keluarga yang kurang harmonis, selanjutnya menyebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang pada anak, sehingga anak mempunyai perasaan tertekan yang terus menerus yang selanjutnya menimbulkan perubahan emosi yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.


 

    Bentuk kelainan emosi yang sering ditampilkan anak tunalaras yaitu perasaan mudah ersinggung, cepat marah, pendendam, dan ada sebagian yang minder. Adanya karakteristik emosi seperti ini mengakibatkan anak sering melakukan pelanggaran, misalnya terjadi perkelahian antar siswa, saudara, ataupun dengan teman-teman sebayanya, dan hal ini sebagai akibat dari emosi yang sudah memuncak dan tidak dapat dikendalikan lagi.


 

  • Aspek Intelektual

    Tidak hanya ditimbulkan oleh kalinan emosi saja namun factor intelektualpun turut menentukan. Burt mengemukakan bahwa yang paling banyak juvenile deliquent adalah dilakukan oleh anak yang mempunyai IQ 85-90 termasuk klasifikasi feeble mended, dan sebagian kecil dilakukan oleh yang mempunyai IQ superior. Selain itu pada anak tunalaras tidak jarang ditemukan sikap kritis akan cepat menolak apa yang tidak berkenaan bagi dirinya sehingga mereka mencari penyaluran yang dianggap baik bagi dirinya. Sikap kritis ini sering mengakibatkan konplik pada diri anak, seprti pertentangan dengan orang tua, teman, maupun guru. Keadaan ini harus disadari oleh pihak yang secara langsung membimbing anak tunalaras.

  • Aspek Moral

    Aspek moral yang sering dilanggar oleh anak tunalaras di sekolah dapat diamati dari sifat dan perilaku mereka, seperti tertawa keras di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar, berbicara kotor, mengganggu teman, dan kurang mentaati peraturan di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

  • Aspek Sosialisasi

    Perilaku sosial yang menyimpang pada anak tunalaras yaitu mudah dipengaruhi oleh teman akrabnya, ingin selalu diperhatikan, egois, selalu curiga terhadap teman dan pada dasarnya kurang dapat bergaul dan bersosialisasi. Hal yang mendasari anak berperilaku demikian adalah adanya ketidak seimbangan antara perilaku dan sikap anak dengan norma-norma yang ada.


 

MENGELOLA MARAH


 

Siapapun di antara kita pernah marah. Bisa jadi ada seseorang yang bereaksi begitu berlebihan ketika emosinya tersinggung dan lalu marah besar. Yang lainnya mungkin mengekspresikan marahnya dengan mengumpat-umpat tak berhenti. Dalam prosesnya ada orang marah yang mudah segera mengendalikan dirinya. Namun ada juga yang sukar. Lalu apakah marah perlu dikelola? Seperti halnya pada stres? Bukankan perilaku marah itu buruk? Apa untungnya?


 

Marah dapat dikatakan sebagai reaksi kuat atas sesuatu yang tidak menyenangkan dan mengganggu pada seseorang. Ragamnya mulai dari kejengkelan yang ringan sampai angkara murka dan mengamuk. Ketika itu terjadi maka detak debar jantung semakin cepat, tekanan darah dan aliran adrenalin juga meningkat. Kalau sudah begini bisa-bisa perubahan psikologis akan menyebabkan timbulnya reaksi agresiv dan perlakuan kasar dari sang pemarah. Akibat bagi dirinya akan berbentuk emosi dan enerji sosial yang semakin rusak. Lebih jauh interaksi sosial positif bakal terganggu. Akan timbul fenomena amarah yang berantai ke orang lain. Itulah sebabnya mengapa marah sebaiknya dikelola menjadi hal yang konstruktif. Tahap awal adalah memahami mengapa amarah bisa terjadi pada seseorang.


 

Walau bersifat alami dan normal namun marah tidak timbul dengan sendirinya. Ia merupakan respon dari seseorang ketika mendapat ancaman, hal yang membahayakan, kekerasan verbal, perlakukan tidak adil, kebohongan dan manipulasi oleh orang lain. Dengan kata lain marah timbul karena batas-batas emosi yang kita miliki telah terganggu atau terancam. Secara internal, marah bisa terjadi ketika menghadapi masalah-masalah pribadi, mengingat peristiwa yang sangat mengganggu pikiran, kekecewaan pada situasi lingkungan, kurang percaya diri, dsb. Sementara secara eksternal, marah bisa timbul karena menghadapi kepadatan lalulintas, mendapat ancaman, hak-hak pribadinya diperlakukan tidak adil,dsb. Apakah dengan demikian amarah selalu dipandang sebagai emosi yang negatif?


 

Marah sebenarnya dapat berguna. Karena itu marah konon jangan dipendam sebab akan merusak emosi. Jadi lepas saja asalkan dilakukan dengan wajar dan segera bisa dikendalikan. Di sisi lain marah bisa memotivasi seseorang untuk memecahkan masalah tertentu yang sebelumnya tersembunyi. Mengapa? Karena setelah itu yang bersangkutan segera melakukan evaluasi diri. Marah disini memberi sinyal mana yang dirasakan sebagai sesuatu yang benar dan mana yang salah. Konflik-konflik secara bertahap bisa diatasi dengan emosi yang tenang.


 

Apa saja cara mengelola marah secara konstruktif? Yang pertama adalah menghadapi setiap gangguan yang dapat menimbulkan marah dengan tenang. Ketika itu terjadi segera berupaya meminimumkan kontak dengan orang yang memicu marah. Kalau perlu minta penjelasan dengan baik-baik. Dan tentunya kita sendiri harus siap menanggapinya. Selain itu sebagai pimpinan, kita boleh-boleh saja berucap kepada para subordinasi untuk mengungkapkan kekecewaan dan bahkan marah kalau mereka tidak bekerja dengan baik. Tentunya setelah berulang kali diingatkan. Sebaliknya kalau tiba-tiba marah dan sadar itu karena kesalahan sang bos,ya dia harus memiliki jiwa ksatria untuk minta maaf pada sub-ordinasi.


 

Hal lain yang sangat penting dalam mengelola marah adalah menempatkan penyebab amarah secara proporsional. Misalnya tidak usah timbul marah kalau ada orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Hadapilah perbedaan itu dengan penguatan alasan-alasan kita yang lebih masuk akal dan dapat diterima oleh lawan. Kalau perlu kita berempati dengan orang tersebut. Bukankah perbedaan itu rahmah dan berkah? Sebaliknya kalau ada ancaman serius (lunak atau keras) yang mengancam pribadi tidak ada salahnya marah. Namun yang terkendali, tanpa harus dengan mengancam balik. Kontra produktif jadinya. Kemudian secara fisik mengelola marah dapat dilakukan dengan menghindari obyek marah. Dianjurkan menarik nafas panjang sambil berdoa, melakukan perenungan diri dan meditasi. Silakan terus berolahraga ringan untuk mengurangi tensi yang sedang tinggi. Dan juga mendengarkan musik kesukaan pribadi. Jadi intinya marah jangan dipelihara. Tetapi celakanya, ada yang menjadikan marah sebagai karakter pribadi yang permanen. Atau keranjingan berbuat marah. Kalau ada yang seperti itu maka orang itu pantas diberi gelar MBA (Management by Anger).


 


 

TIPS CARA MEREDAM AMARAH YANG MERUGIKAN KITA DAN ORANG LAIN


 

    Ketika emosi dan amarah memuncak maka segala sifat buruk yang ada dalam diri kita akan sulit dikendalikan dan rasa malu pun kadang akan hilang berganti dengan segala sifat buruk demi melampiaskan kemarahannya pada benda, binatang, orang lain, dll di sekitarnya.

Banyak orang bilang kalau menyimpan emosi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat pecah sewaktu-waktu dan bisa melakukan hal-hal yang lebih parah dari orang yang rutin emosian. Oleh sebab itu sebaiknya bila ada rasa marah atau emosi sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan pada hal-hal yang tidak melanggar hukum dan tidak merugikan manusia lain.


 

Beberapa ciri-ciri orang yang tidak mampu mengandalikan emosinya :

  1. Berkata keras dan kasar pada orang lain.
  2. Marah dengan merusak atau melempar barang-barang di sekitarnya.
  3. Ringan tangan pada orang lain di sekitarnya.
  4. Melakukan tindak kriminal / tindak kejahatan.
  5. Melarikan diri dengan narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, dsb.
  6. Menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam.
  7. Dendam dan merencanakan rencana jahat pada orang lain. dsb...


 


 


 


 

A. Beberapa Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Diri Sendiri


 

  1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan

    Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah, sekarang tukar posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta tentu jelas anda akan cengar-cengir sendiri.

  2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman

    Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang anda sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan.

  3. Mencari Kesibukan Yang Disukai

    Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, main ps2 winning eleven, bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca buku, chating, chayang-chayangan dengan kekasih pujaan hati, menulis artikel, nonton film box office, dan lain sebagainya. Hindari perbuatan bodoh seperti merokok, make narkoba, dan lain sebagainya.

  4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya

Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah pada sahabat, pacar / kekasih, isteri, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi, dan lain sebagainya.

  1. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi

    Ketika pikiran anda mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah yang anda hadapi dan apa saja kira-kira jalan keluar atau solusi masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi beban pikiran anda.

  2. Ingin Menjadi Orang Baik

    Orang baik yang sering anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang yang kalau marah tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak bermaksud menyakiti orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti anda ingin dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya terserah anda.

  3. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada

    Ketika rasa marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah maka bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi sesuatu yang tidak penting. Misalnya dalam hati berkata : ya ampun.... sama yang kayak begini aja kok bisa marah, nggak penting banget sich...

  4. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak

    Sebelum marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan. Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele jangan dibesar-besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan.

  5. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup

    Semakin banyak cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang perlu anda raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup anda setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius dan kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa depan anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang berharga.

  6. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah

    Orang yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman sudah barang tentu sangat tidak baik. Kehidupan sosial orang tersebut akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang paling penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh besar anda dan jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk mengatasinya.


 

B. Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Orang Lain

Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika menghadapi orang yang sedang dilanda amarah agar masalah tidak menjadi semakin rumit. Cukup dengarkan apa yang ingin ia sampaikan dan jangan banyak merespon. Tenang dan jangan banyak hiraukan dan dimasukkan dalam hati apa pun yang orang marah katakan. Cukup ambil intinya dan buang sisanya agar kita tidak ikut emosi atau menambah beban pikiran kita.
Jika marahnya karena sesuatu yang kita perbuat maka kalau bukan kesalahan kita jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena kesalahan kita minta maaf saja dan selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan batin dan kesabaran dalam mengatasi semua kemarahannya. Lawan api dengan air, jangan lawan api dengan api. Semoga berhasil menjinakkan emosi rasa marah anda.


 


 

Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai (H.R. Ahmad). DAlam riwayat Abu Hurairah dikatakan Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (H.R. Malik).


 

Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat. Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:

  1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
  2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
  3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
  4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
  5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi).


 


 

PENUTUP

KESIMPULAN


 


 

Daftar Pustaka


 


 

  • "Anger definition". Medicine.net. Diakses pada 2008-04-05.
  • Raymond DiGiuseppe, Raymond Chip Tafrate, Understanding Anger Disorders, Oxford University Press, 2006, pp.133-159.
  • Michael Kent, Anger, The Oxford Dictionary of Sports Science & Medicine, Oxford University Press, ISBN 0-19-262845-3
  • Primate Ethology, 1967, Desmond Morris (Ed.). Weidenfeld & Nicolson Publishers: London, p.55
  • Raymond W. Novaco, Anger, Encyclopedia of Psychology, Oxford University Press, 2000
  • John W. Fiero, Anger, Ethics, Revised Edition, Vol 1
  • Simon Kemp, K.T. Strongman, Anger theory and management: A historical analysis, The American Journal of Psychology, Vol. 108, No. 3. (Autumn, 1995), pp. 397-417
  • Sutton, R. I. Maintaining norms about expressed emotions: The case of bill collectors, Administrative Science Quarterly, 1991, 36:245-268
  • Hochschild, AR, The managed heart: Commercialization of human feeling, University of California Press, 1983
  • http://ronawajah.wordpress.com/2008/04/12/mengelola-marah/

http://organisasi.org/tips-cara-mengatasi-emosi-meredam-amarah-marah-yang-dapat-merugikan-kita-dan-orang-lain

Blog, Updated at: February 20, 2013

0 comments:

Artikel Pilihan

Social Media

Search This Blog

Kisah Nabi Shaleh AS dan MUKJIZATNYA UNTA BETINA

Nabi Saleh As adalah nabi dan rasul kelima yang patut diimani. Nabi Saleh berdakwah di Al-Hijr yang saat ini dikenal sebagai Madain Shalih,...